Wednesday, May 15, 2013

Sinopsis Gu Family Book Episode 11


Sebelumnya, maaf, maaf, maafffff yang sebesar-besarnya karena aku udah nggak sempat lagi ngelanjutin Sinopsis Gu Family Book Episode 9 yang dulu aku post. Soalnya ujian semester udah dekat. Dan orang tuaku adalah tipe orang tua yang pusing karena anaknya mau ujian. Karena itu aku lagi sibuk-sibuknya sekarang *plak* mulai deh...* tapi, tenang ajah, aku bakal tetap ngepost sinopsis drama korea "Gu Family Book". Dan kali ini, aku bakal kasih part 1 dari "Gu Family Book" episode 11. Seperti biasa, part 2-nya nyusul yah...

Kang Chi yang sudah mendapatkan ayam yang diinginkannya dan master Gong Dal yang sudah mendapatkan topi Lee Soon Shin setelah taruhan sedang bersantai di balkon. Kemudian master Gong Dal bertanya “Apa yang kamu maksud ingin menjadi manusia?”
“Aku ingin menjadi manusia dan berkumpul bersama keluargaku lagi” jawab Kang Chi tanpa mengalihkan pandangannya dari ayam yang sedang ia makan.
“Keluarga? Bagaimana jika mereka tidak menginginkanmu?” Kang Chi terdiam mendengar pertanyaan master Gong Dal.
           
     Di lain tempat, Jo Gwan Wong memerintahkan kepala gisaeng untuk membuat Chung Jo menemaninya tidur malam itu. Chung Jo yang kebetulan berada disitu, langsung menjatuhkan nampan yang dipegangnya dengan syok. Jo Gwan Wong yang melihat kedatangan Chung Jo, beranjak pergi. “Baiklah, aku akan kembali sewaktu matahari tenggelam” katanya pada Chung Jo yang masih terpaku syok ditempatnya.

“Apa yang dia maksud? Aku akan melakukan apa dengannya?!?” Tanya Chung Jo menahan marah ketika kepala gisaeng berdiri mendekatinya  setelah Jo Gwan Wong pergi. Kepala gisaeng hanya diam. Chung Jo yang betul-betul kehilangan kendali mengambil pecahan mangkuk yang dia jatuhkan tadi. “kalau begitu, lebih baik aku mati!” kata Chung Jo sambil mendekatkan pecahan itu ke lehernya.
“Jangan bodoh! Siapa orang di dunia ini yang akan peduli jika seorang gisaeng sepertimu mati?!” bentak kepala gisaeng. Perkataannya membuat Chung Jo mulai ragu. “Banyak orang didunia ini yang kehidupannya lebih menyakitkan daripada kau! Jangan menganggap hanya kaulah yang paling menderita” kata kepala gisaeng seraya meninggalkan Chung Jo.
                Malamnya, Tae Seo berlutut di hadapan Kang Chi dan memohon kepadanya untuk pergi menyelamatkan Chung Jo. Kang Chi yang tau Chung Jo mungkin saja menolak untuk pergi bersamanya lagi, hanya bisa menyuruh Tae Seo berdiri tanpa menjawab permintaan Tae Seo. Tanpa mereka ketahui, Yeo Wol mendengar pembicaraan mereka.
                Keesokan harinya, Kang Chi masih memikirkan permintaan Tae Seo tadi malam. Begitu pula dengan Yeo Wol. Yeo Wol kemudian tidak sengaja bertemu dengan Kang Chi di taman sedang duduk merenung.
“apakah kau akan pergi menemuinya?” tanya Yeo Wol sambil duduk di samping Kang Chi.
“mungkin. Tapi aku tau dia pasti tidak mau pergi bersamaku. Aku penasaran, bagaimana reaksinya ketika melihat aku yang setengah monster ini. Aku bingung mau mulai cerita dari mana..”
“Jika dia betul-betul mencintaimu dengan tulus, baik kau berupa manusia ataupun monster, dia pasti tetap menerimamu. Karena biar bagaimanapun, kau tetaplah Choi Kang Chi. Ya, begitulah wanita”
“bagaimana kau bisa tau perasaan seorang wanita?” Tanya Kang Chi mengejek.
“Hei! Biar bagaimana pun aku juga wanita!”
Kang Chi terdiam sejenak. “Tapi kau dan Chung Jo dibesarkan di lingkungan yang sangat berbeda. Tidak sepertimu, mungkin saja dia akan terkejut”
“Dimana-mana, wanita yang jatuh cinta itu sama” kata Yeo Wol sambil menerawang langit.
“Jatuh Cinta? Siapa? Kau? Apa kau pernah jatuh cinta?”
“Tentu saja! Aku pernah....” perkataan Yeo Wol terhenti ketika melihat wajah Kang Chi. “Tidak. Aku tidak pernah jatuh cinta” ralat Yeo Wol beberapa saat kemudian.
“Tentu saja.. hahaha” kata Kang Chi menertawai Yeo Wol. “Kalau kau belum merasakan jantungmu berdetak kencang hanya karena melihat senyumannya, kalau kau belum pernah merasakan hatimu hancur ketika dia sedih, kalau kau belum merasakan marah karena dia tersakiti, jangan pernah mengatakan kau tau apa itu cinta.” Lanjut Kang Chi.
“sok tau!” kata Yeo Wol.
“Tapi, kalau aku sudah memutuskan aku akan pergi atau tidak, kau akan jadi orang pertama yang aku beri tahu.” Kata Kang Chi. Mereka pun tertawa bersenda gurau bersama. Tanpa mereka sadari ayah Yeo Wol mengawasi mereka dari tadi.
 Sementara itu, di Choon Hwa Gwan, pelayan yang dulu melayani Chung Jo datang berkunjung dan memberitahu kalau ibu Chung Jo sudah meninggal. Chung Jo sangat syok mendengar hal itu. Ketika itu para gisaeng senior datang ke kamarnya.
“Siapa yang mengirimmu  kesini?” Tanya salah satu gisaeng.
“tentu saja tuan baru jo” jawab pelayan tersebut. Gisaeng tersebut kemudian melihat bungkusan yang dibawa pelayan itu yang ternyata merupakan hadiah dari Jo gwan wong untu Chung Jo. Ia membuka bingkisan itu dan para gisaeng terkejut ketika melihat isi bingkisan tersebut yang merupakan hadiah mewah yang bahkan gisaeng terbaik mereka pun tidak pernah mendapatkan hadiah seperti itu. Beda dengan reaksi para gisaeng tersebut, reaksi Chung Jo justru marah melihat hadiah itu. Gisaeng yang melihat ekspresi itu, kemudian mengatakan bahwa setidaknya dia tidak harus melakukan malam pertamanya bersama orang yang membunuh ayahnya. Lalu beranjak pergi.
                Berita tentang Chung Jo yang akan tidur bersama Jo Gwan Wong tersebar ke para pelayan di penginapan. Kemudian salah satu pelayan menawarkan dirinya untuk pergi menemui Kang Chi dan memberitahunya tentang berita itu. Tetapi, tanpa para pelayan itu ketahui, Jo Gwan Wong mendengar semua percakapan mereka.
“Apa yang harus kita lakukan?” Tanya pengawal Jo Gwan Wong.
“Biarkan saja. Biarkan mereka sendiri yang membawa Kang Chi ke kematiannya.
Ketika pelayan itu sampai dan memberi tahu Kang Chi tentang Chung Jo, tanpa fikir panjang Kang Chi bergegas untuk menjemput Chung Jo. Namun Yeo Wol datang menghadangnya.
“Aku tidak tau kenapa, tapi mungkin ini adalah jebakan.” Kata Yeo Wol khawatir.

“Apa kau tidak percaya kepadaku? Bagaimanapun juga, aku selalu ada disamping Kang Chi” kata pelayan tersebut.
“tidak. Bukan begitu…”
“biarpun ini perangkap, aku akan tetap pergi ke sana. Chung Jo sedang menunggu ku. Aku harus pergi” kata Kang Chi tegas
“Kang Chi!” Wol Yeo terdiam sejenak.“Kalau begitu, ayo pergi bersama.”
“TIDAK” kata Gon dan Kang Chi bersamaan.

No comments:

Post a Comment