Hi,
I’m back!! Setelah beberapa lama mengumpulkan niat buat kembali update,
akhirnya aku memutuskan buat nulis review skin care lagi. Awalnya aku bukan
seseorang yang terlalu peduli dengan Sun Block atau Sun Screen (bedanya sun
block dengan sun screen cari sendiri hehehe). Soalnya produk kecantikan di
Indonesia tuh kebanyakan sudah dibarengi dengan spf yang lumayan. Jadi aku
selalu merasa gak perlu beli sun screen terpisah.
Nah, singkat
cerita aku nemu youtubers korea yang ngejelasin tentang sun screen. Seingat aku
di video itu menjelaskan tipe-tipe sun screen seperti apa saja, terus tipe
kulit sensitif itu cocoknya sun screen tipe apa. Pokoknya dari video itu aku
yang betul-betul buta mengenai sunscreen akhirnya tahu kalau secara umum sun
screen itu ada 2 tipe. Pertama Chemical
Sunscreen, kedua Physical Sunscreen.
Aku belum merasa ahli buat menerangkan apa perbedaan keduanya. Kalian bisa cari
googling sendiri atau cari video-video di youtube kalau memang pengen tahu. Yang
jelas, setelah research beberapa beauty vlogger dan blogger akhirnya aku
memutuskan untuk membeli sunscreen yang bertipe Physical Sunscreen. Menurut ku
physical sunscreen lebih cocok digunakan untuk orang yang berkulit sensitif
dibandingkan Chemical Sunscreen. Terus aku kembali googling sunscreen apa saja
yang termasuk physical sunscreen dan harganya masih affordable (secara physical sunscreen harganya relatif lebih mahal)
dan akhirnya aku memutuskan untuk coba Innisfree
Perfect UV Protection Cream Triple Care ini.
Innisfree
sendiri sebenarnya sudah mengeluarkan beberapa sunscreen. Sayangnya aku belum
punya keberanian buat nyobain satu-satu produknya *gak punya budget juga sih
hehehe*. Yang tipe Perfect UV protection nya ajah kalau aku gak salah sudah ada
tiga tipe. Triple care yang bakal aku review hari ini, for oily skin, dan for
dry skin. Terus waktu pertama kali aku beli sunsreen nya innisfree kenapa aku
milih yang triple care bukannya for oily skin? Jawabannya, aku juga gak tau
hahaha *diblokir readers*. Yang jelas, ini sudah botol keduaku. Sesuka itu aku
sama sunscreen ini. Tapi mungkin kalau botol kedua ini sudah habis aku bakal
nyobain varian for oily skin nya. Sekedar buat pembanding sih. Just wish me luck it’s going to be as good
as triple care variant hahaha. Aku takut dong kalau beli varian lain
sedangkan yang triple care ini udah clop banget di muka aku. Nah, segitu
pengantarnya, sekarang balik ke reviewnya.
1.
Kemasan
dan Harga
Untuk kemasannya, biasa aja menurut ku. Tidak jelek, tapi bukan juga
yang unik. Tapi aku bukan tipe orang yang beli sesuatu karena package nya sih.
So, mau kemasannya unik ataupun jelek bakal tetap aku beli kalau menurut ku
isinya emang worth it. Tapi satu yang kau suka dari kemasan innisfree ini,
tutupnya gak gampang terbuka sendiri jadi lebih travel friendly. Kayaknya itu
merupakan keharusan buat kemasan sunscreen. Secara, sunscreen merupakan skin
care yang sering dibawakan. Jadi lebih tahan banting kemasannya, lebih bagus.
Berikutnya untuk harga, menurut ku relatif murah. Aku bilang relatif
karena seperti yang aku bilang, physical sunscreen itu emang harganya lebih
mahal dari chemical sunscreen. Sedangkan si innisfree ini harganya masih
termasuk mahal jika dibandingkan dengan sunsreen lokal yang ada di pasaran,
tapi termasuk murah jika dibandingkan dengan harga physical sunscreen lain. Aku
sudah beli dua kali, dan harganya berkisar antara Rp 140.000 – Rp 210.000. Buat
yang heran kenapa rentangnya jauh sekali, karena aku belinya online. Harga di
official shop nya innisfree di shopee harganya 210.000 dan itu yang paling
mahal. Selain itu, di toko lainnya semua dibawah 210.000 sampai 140.000. Buat
keasliannya? Aku juga gak tau sih hehehe. Yah coba percaya ajalah sama
sellernya.
2.
Ingredients
Karena aku lagi malas menerangkan satu-satu mengenai ingredientsnya,
jadi kalian cek sendiri deh gambar di bawah ini.
3.
Pemakaian
di wajah
Pertama, teksturnya seperti krim pada umumnya. Gak terlalu cair tapi
gak terlalu padat(?). Tapi yang aku gak suka, sunscreen ini sungguh susah diblendnya. Untuk amannya,
ngebland nya pake spons jangan langsung pake tangan. Soalnya sunscreen ini
gampang banget ngeset nya. Sebenarnya itu gak masalah kalau saja sunscreen ini
gak menyisakan whitecast di muka. Tau kan whitecast? Muka kita yang mendadak
putih (literally putih, bukan cerah)
setelah pemakaian krim. Nah, kekurangan terbesar dari sunscreen ini yaitu meninggalkan whitecast. Gak parah sih sebenarnya. Tapi kalau kita
gak ngebland dengan benar, dibagian tertentu akan kentara banget ada bekas
putih-putihnya gitu. Untuk hasil pemakaiannya bisa dilihat pada gambar di bawah
ini.
![]() |
Sebelum sunscreen diblend |
![]() |
Setelah diblend |
4.
Ketahanan
Spf
dari sunscreen ini mencapai spf 50+, sehingga kita tidak perlu sering-sering
buat mengaplikasikan ulang. Nilai plusnya lagi, sunscreen ini tidak membuat kulit berminyak sebanyak
apapun kau gunakan. Jadi menurutku emang cocok banget dipakai untuk mahasiswa
atau pelajar yang memang tidak ada waktu buat touch up sepanjang waktu.
Repurchase? Sebenarnya Yes. Tapi seperti yang aku bilang, aku
pengen nyobain yang varian lain dulu
Rate = 7,5/10 (jujur, awalnya aku ngasih nilai 9/10. Tapi belakangan ini aku agak sibuk sehingga waktu make up di pagi hari harus aku kurangi yang menyebabkan aku dengan terpaksa langsung ngolesin sunscreennya di muka aku tanpa sponge. Dan aku betul-betul baru ngerasain dampak whitecast yang luar biasa nampak ketika pakai sunscreen ini tanpa sponge. Jadi aku kurang recommend ke orang yang tiap pagi gak punya banyak waktu buat make up)
No comments:
Post a Comment