kembali perbuatannya di dalam mobil. Sementara itu, Na Ae Ra yang marah pun minum-minum dan bertemua dengan Gook Seung Hyun. Saat mereka minum, Na Ae Ra tidak sengaja melihat pria yang mengambil id cardnya dulu. Mereka pun berhasil menangkap penjahat itu.
Atas jasa mereka menyelamatkan
perusahaan dari bahay, mereka berdua diberikan penghargaan dan makan malam
dengan CEO, yaitu Cha Jung Woo dan Direktur Gook Yeo Jin.
“Jika kalian melakukan itu
karena ingin menyelamatkan perusahaan, tentu saja kami harus memberikan
penghargaan kepada kalian. Melihat itu merupakan masalah keamanan data, saya
merasa bersalah karena kami harus mengatasinya secara diam-diam.” Ujar direktur
Gook Yeo Jin.
“Tidak. Bagi saya, fakta bahwa
saya merupakan bantuan kecil untuk perusahaan membuat saya bahagia” kata Na Ae
Ra merendah.
“Sebenarnya, data klien adalah
hal terpenting di perusahaan. Karena kalian telah mencegahnya untuk tersebar,
bagaimana pun saya akan memberikan kalian balasan.” Kata Direktur lagi.
Mendengar perkataan direktur tadi, Cha Jung Woo kaget dan merasa tidak nyaman
mendengar Na Ae Ra terus dipuji.
“Dari pada menyebutnya hanya
perbuatan Na Ae Ri,…”
“Untuk mengingatkanmu, aku hanya
membantu. Na Ae Ri lah yang pertama mengenali orang itu” potong Seung Hyun.
“Tapi bukankah masalah ini
dimulai saat Na Ae Ri menghilangkan id cardnya?” Tanya Cha Jung Woo tidak mau
kalah.
“Dia tidak menghilangkannya,
tapi di curi” bela Direktur Gook lagi. “Ah, bukannya anda yang memenangkan
makan malam bersama CEO waktu itu?” Tanya Direktur Gook kepada Na Ae Ri.
“Iya, waktu itu CEO sangatlah
baik kepadaku. Saya betul-betul terharu. Dia mengajakku ke suatu tempat yang
bagus.” Jawab Na Ae Ra yang sebenarnya menyinggung Cha Jung Woo.
“Kamu juga bisa melakukan hal
seperti itu?” Tanya direktur kaget. “Wuah.. aku cemburu”
“Yah.. itukan hari istimewa.
Jelas saja saya harus melakukan yang terbaik” kata Cha Jung Woo salah tingkah.
Tiba-tiba direktur Gook mempunyai tamu dan harus meninggalkan mereka untuk
sementara. Di saat yang sama, Sung Hyun pun minta izin untuk ke kamar kecil
sebentar. Maka tinggallah mereka berdua.
“Itu.. alas an kenapa aku
membawa mu ke rumah itu malam itu, aku tidak bermaksud untuk pergi sejauh itu”
“hah..” Na Ae Ra tertawa miris.
“Tidak bermaksud melakukannya? Tapi yang ku lihat kau seperti sudah berlatih
mengucapkannya berulang kali.” Singgung Na Ae Ra. Kemudian teringat kata-kata
Cha Jung Woo malam itu yang sangat tajam.
“Hei! Kamulah yang mengatakannya
lebih dulu!” balas Cha Jung Woo. Teringat kata-kata yang pernah diucapkan Na Ae
Ra dulu.
“Wuah.. CEO lebih kurang kerjaan
dari yang ku bayangkan. Kamu bahkan melihat itu?”
“Kamu masuk di perusahaan ku.
Apa motive mu?”
“Saya datang, supaya saya bisa
makan dan hidup. Kamu bertingkah seperti itu, tapi ku rasa kamu tidak nyaman
melihatku.”
“Apakah kamu butuh uang lebih?”
“Apakah orang yang memiliki
sedikit uang terlihat tidak apa-apa bagimu yang sekarang menghasilkan banyak
uang?”
“Siapa yang menertawakan orang
yang lemah dan miskin?” Tanya Cha Jung Woo menyinggung Na Ae Ra. “Apakah kamu
punya hak mengatakan itu?!?”
“Kamulah yang meninggalkan rumah
tannga kepadaku, yang lemah dan miskin” kata Na Ae Ra tidak mau kalah.
“Hah!! Lupakan, apa yang kamu
mau?”
“Apa yang ku mau? Apa yang ku
mau adalah untuk tinggal dikehisupanmu dan mengganggu mu selamanya!”
“Aku rasa kamu tidak tahu, aku
bisa memecatmu hanya dengan satu kata”
“tidak dewasa, kekanakan!
Berhenti bermain-main. Aku penyelamat hidupmu, sialan”
“Apa? Sialan??” Cha Jung Woo
kehabisan akal mendengar Na Ae Ra berkata seperti itu. Saat baru ingin
membalas, direktur kemudian kembali. Dan Cha Jung Woo pun hanya tertawa pasrah
tidak percaya apa yang baru dikatakan Na Ae Ra kepadanya. Cha Jung Woo pun
menyerah dan meminta izin untuk ke kamar kecil.
Hyun memohon kepada Jung Woo.
“Bagaimana kau bisa minum dengan
Na Ae Ra?” Tanya Jung Woo penasaran.
“Yah… ada cerita dibelakang itu.”
Jawab Seung Hyun sok misterius.
“Cerita apa? Apa kamu berkeliaran
membuat cerita denga semabarang wanita? Cerita apa?!” Jung Woo tiba-tiba marah.
“I.. itu tidak banyak. Dia
memungut scraf ku yang terjatuh. Tunggu, kenapa hyung tiba-tiba marah?”
“Jangan membuat scandal di dalam
perusahaan. Aku memperingati mu.” Setelah mengatakan itu Jung Woo mencuci
tangan dan membenturkan kepalanya di tembok depresi.
Sepulang
di rumah, Cha Jung Woo hanya bisa terbaring bertanya-tanya apa yang harus dia
lakukan. “Sekarang apa yang hyung akan lakukan?” Tanya sekretarisnya.
“Hei! Stop bertanya kepadaku
pertanyaan yang sama. Kalau aku tau, buat apa aku disini seperti ini?”
“Aku menyesali itu juga” jawab Jung Woo lemah. “Ah, ini tidak akan terjadi kalau kamu tidak menonton acara
kencan itu!!” Kata Jung Woo kemballi marah dan menyalahkan sekretarisnya.
“Lagi, lagi, kamu selalu
menyalahkan ku disaat seperti ini. Apa aku yang memberinya pekerjaan? Kamu yang
melakukannya!!” balas sekretarisnya tidak mau kalah.
“Ah… aku harusnya tidak pergi ke
kantor polisi. Kami harusnya tidak bertemu lagi.” Kata Jung Woo menyesal.
Sementara
itu di rumah Na Ae Ra, temannya kaget karena ia akan kembali ke perusahaan itu.
“Apa kamu tidak mempunyai harga diri? Kamu akan kembali setelah Jung Woo
memperlakukan mu seperti itu?”
“Game ini belum berakhir. Permainan
sesungguhnya baru akan dimulai.” Jawab Na Ae Ra dengan tatapan licik.
“Aku tidak bisa berakhir seperti
ini. Sebanyak air mata yang telah aku teteskan, aku harus membuatnya meneteskan
sebanyak itu juga.”
“Hah.. Tapi kamu sudah
mengundurkan diri! Apa yang akan kamu lakukan tentang itu??”
“Pengunduran… hah?!? Betul juga…”
Keesokan
harinya, Na Ae Ra buru-buru ke kantornya dan mencari surat pengunduran dirinya.
Tapi surat itu sudah tidak ada di meja kepala bagian. Na Ae Ra mulai panik. Tiba-tiba
seseorang mengulurkan surat itu di depannya. “Apa kamu mencari ini?” Tanya orang
itu yang ternyata Gook Seung Hyun.
“Dari kamu mendapatkan itu?” Tanya
Na Ae Ra kaget sambil mengambil kembali surat itu.
“Kenapa kamu ingin keluar?”
“Jangan terlalu mencampuri
urusan orang lain!”
Di
rumah Seung Hyun, ayahnya sekretarisnya membicarakan Seung Hyun yang berhasil menyelamatkan
perusahaan. Sementara direktur Gook Yeo Jin datang.
“Apa kamu pergi menemui presdir
Jang di Ulsan?” Tanya ayahnya tiba-tiba.
“Kali ini, ayah kau pengecut.” Jawab
Yeo Jin dingin.
“Mengganggu pekerjaan CEO Cha
seperti itu, lebih baik kau tidak melakukannya lagi.”
“Kau tidak akan memenangkan
seseorang hanya memperlakukan mereka dengan baik.”
“Memenangkan seseorang? Karena
kau adalah seseorang yang bahkan tidak tau memenangkan hati keluarganya, aku
tidak bisa mempercayaimu.”
“Apa yang kamu katakana?!?
Sekarang kamu tahu sedikit tentang bisnis….”
“Kamu harusnya sadar. Dengan menggunakan
metodemu, kamu tidak akan mendapatkan apapun. Tidakkah kamu mengorbankan
terlalu banyak untuk menyadari itu? Dan aku… juga kehilangan banyak hal.” Potong
Yeo Jin. Ia kemudian teringat saat orang suruhan ayahnya mengejarnya saat ia
baru menikah. Karena kejar-kejaran tersebut, suaminya itu pun meninggal.
No comments:
Post a Comment