Wednesday, May 8, 2013

Sinopsis Drama Korea "Gu Family Book" Episode 9


Baru-baru ini, di Korea sedang tayang drama korea yang kereeeeennnnnn banget. PEMAINNYA. Hhaha.. jadi aku coba-coba nonton deh. Soalnya aku nge-fans banget sama lee Seung Gi dan Suzy. Pas aku nonton, eh ternyata ketagihan. Ceritanya bagus banget.. Judulnya Gu Family Book. Plot ceritanya di mulai dari Wol Ryung, makhluk mitos penjaga hutan yang jatuh cinta *cie cie..* dengan cewek bernama Seo Hwa. Namun Seo Hwa belum mengetahui bahwa Wol Ryung sebenarnya bukan manusia. Karena itu, Wol Ryung berusaha mencari cara untuk menjadi manusia. Caranya yaitu dengan mencari GU FAMILY BOOK. Namun semuanya tidak berjalan lancar dan berakhir mengenaskan.
                Nah, Choi Kang Chi yang diperankan oleh Lee Seung Gi inilah yang merupakan makhluk setengah mitos, yang merupakan anak dari Wol Ryung, makhluk setengah mitos dan Seo Hwa yang merupakan manusia. Perjalanan hidup Kang Chi di warnai oleh Dam Wol Yeo yang di perankan oleh Bae Suzy yang selalu membantunya, Park Chung Jo yang dia cintai, dan berbagai masalah yang datang untuk dia hadapi. Kejadian 20 tahun lalu terulang kembali. Akankah Kang Chi bisa menjadi manusia seutuhnya? Atau berakhir seperti Ayahnya? Hmmm.. aku juga penasaran sama jawabannya. Di postingan kali ini, aku bakal berbagi cerita ke kalian tentang SINOPSIS GU FAMILY BOOK EPISODE 9. Tapi maap-maap ajah, aku nggak bisa posting dari episode 1. Soalnya, pr-prku masih menggunung di atas meja. Maaf juga baru bisa tulis yang part 1-nya. Nanti part 2-nya pasti nyusul kok. Mohon pengertiannya yah… 

Tae Seo yang sedang dalam pengaruh hipnotis, mengira bahwa yang membunuh ayahnya adalah Kang Chi. Karena itu ketika Kang Chi datang dihadapannya, dia langsung menusuk Kang Chi dengan pedangnya.

                Semua orang terkejut melihat Tae Seo yang menusuk perut Kang Chi tiba-tiba. “Tae Seo.. Kenapa?” Tanya Kang Chi tidak percaya.
“Aku yang harusnya bertanya. Kenapa kau melakukan hal itu? Kenapa kau membunuh ayahku dengan mengerikan!?!” Tae Seo justru bertanya balik ke Kang Chi yang saat itu sudah berlumuran darah dan berkata bahwa dia tidak akan pernah memaafkan Kang Chi, kemudian menusukkan pedanganya lebih dalam di tubuh Kang Chi. Sedangkan Kang Chi yang tidak bisa berbicara apa-apa lagi hanya bisa mencengkram baju Tae Seo. Teo Seo dengan kejamnya mencabut pedang itu dari perut Kang Chi.
                Kang Chi pun tersungkur ke tanah. Saat Tae Seo kembali mencoba menghunuskan pedangnya ke Kang Chi, Wol Yeo datang menghalangi dengan pedangnya. “letakkan pedangmu” perintah Wol Yeo.
“minggir!!” Tae Seo masih keras kepala.
“pertama, turunkan pedangmu dulu” kata Wol Yeo tetap berusaha tenang.
“Dia adalah musuh yang membunuh ayahku. Minggir!” bentak Tae Seo dengan mencoba melawan Wol Yeo. Namun dengan sigap Gon datang dan mengunci gerakan Tae Seo. Tanpa pikir panjang, Wol Yeo langsung duduk tersungkur di samping Kang Chi menenangkannya sambil mengatakan bahwa dia akan baik-baik saja. Kang Chi pun pingsan karena kekurangan darah.






Sementara itu di Choon Hwa Gwan, Chung Jo yang meminum arak di depan gisaeng seniornya masih berkeras untuk dipanggil dengan sebutan ‘Chung Jo’. Gisaeng tersebut marah dan mengancam Chung Jo. Tapi justru Chung Jo bertanya “Apakah ini keelokan yang dimiliki gisaeng terbaik di Choon Hwa Gwa?” Gisaeng tersebut sangat marah mendengar perkataan Chung Jo dan menyirami Chung Jo dengan arak yang ada di hadapannya.
“kamu pasti sudah ingin mati. Kamu pasti tidak takut pada apapun.”
“aku sudah membuang harga diriku untuk semangkuk bubur. Aku tidak punya harga diri untuk disimpan. Tentu saja aku juga tidak punya rasa takut.” Jawab Chung Jo berusaha tenang. Gisaeng yang marah tersebut melepaskan baju dan roknya kemudian melemparkannya ke Chung Jo. Gisaeng lainnya pun melakukan hal yang sama.




                “bukankah kamu bertanya keelokan dan levelku? Sebelum itu, aku akan mengajarimu karena kau sudah lancing kepadaku. Pertama, cuci dan keringkan semua baju dihadapanmu. Selesaikan besok pagi.” Para gisaeng pun pergi meninggalkan Chung Jo.
                Kembali ke Tae Seo yang di tanyai oleh ayah Wol Yeo kenapa dia melakukan hal itu.
“Dia adalah musuh yang membunuh ayahku. Membunuhnya seribu kalipun tidak cukup. Kenapa kau malah melindunginya?!?” Tanya Tae Seo . Ayah Wol Yeo bingung dengan apa yang dimaksud oleh Tae Seo. Gon kemudian menjelaskan sepertinya Tae Seo salah paham. Karena yang membunuh tuan Park, ayah Tae Seo adalah salah satu pengawal Jo Gwan Woong. Namun Tae Seo masih bersikeras bahwa dia melihat dengan matanya sendiri Kang Chi yang membunuh ayahnya. Namun ketika ditanyai siapa saja yang ada disana ketika ayahnya dibunuh, dia tidak bisa menjawabnya.
Ayah Wol Yeo pun yakin bahwa Tae Seo sedang dibawah pengaruh hipnotis yang kuat. Menurutnya, Tae Seo mungkin diberi hipnotis ketika sedang disiksa. Dan yang lebih parah, hipnotis itu diberikan dibawah alam sadarnya, sahingga hanya bisa dihilangkan oleh yang menghipnotisnya. Jika dia tidak menemukan  orang yang menghipnotisnya, dia akan terus mencoba membunuh Kang Chi sampai tujuannya tercapai.
Disaat yang sama, pendarahan pada perut Kang Chi tidak bisa berhenti. Kemudian, teringat saat Kang Chi dan Tae Seo bersama dulu.

“Apa mimpimu?” Tanya Tae Seo pada Kang Chi.
“Mimpi?” Kang Chi menghembuskan nafas sejenak, lalu melanjutkan. “Aku tidak tau. Aku hanya ingin tuan park, Chung Jo, kau, ayah, dan semua anggota penginapan untuk tinggal disini bersama untuk waktu yang lama. Bagaimana dengan kau?”
“Aku ingin menjadi seseorang seperti ayah.” Kata Tae Seo sambil tersenyum. “Jadi, aku bisa mendapatkan pengakuan darinya.”
“kamu sudah mendaptkan pengakuan itu. Yang harus kamu lakukan sekarang adalah menikah”
“apa yang kamu katakan..”
“kenapa kamu menolak semua lamaran itu? Apa kamu betul-betul takut dengan perempuan?” Tanya Kang Chi penasaran.
“takut? Kenapa aku harus takut?”
“kalau begitu, apa kamu mempunyai orang yang kamu sukai?” Tanya kang Chi jahil. Tae Seo hanya diam menanggapi pertanyaan Kang Chi tersebut, lalu tersenyum. “oh.. pasti ada! siapa? Siapa?”
“hei, hei, jangan mencari tau terlalu banyak.” Kata Tae Seo berpura-pura marah.
“oh.. kau tidak mau mengatakannya?” Kang Chi mulai menggelitik Tae Seo. Mereka pun saling menggelitik satu sama lain. Saat itu mereka sangat bahagia bersama-sama.

                Waktu kembali ke masa sekarang. Tae Seo masih berlutut di suatu ruangan untuk merenung. Diwaktu yang sama, Chung Jo yang telah selesai mencuci baju-baju yang ditugaskan kepadanya merasa puas. Namun, gisaeng-gisaeng lain datang menjatuhkan baju-baju tersebut ke tanah dengan sengaja. Akhirnya Chung Jo terpaksa mengulangi mencuci baju-baju tersebut. Kepala pelayan Choon Hwa Gwan yang mengetahui hal itu merasa kesal dan memberitahukan hal itu kepada kepala gisaeng. Namun kepala gisaeng menyuruhnya untuk tidak memedulikan hal itu.
“Hidup tidak selalu manis, terkadang terasa pahit dan pedis juga. Dia harus merasakan pengalaman itu dan menemukan jalan keluar sendiri untuk masalahnya.” Kata kepala gisaeng dengan bijak.
                Malam pun tiba, Wol Yeo yang khawatir dengan Kang Chi langsung menanyai tabib yang merawat Kang Chi begitu keluar dari ruangan. Namun tabib tersebut justru mengatakan bahwa darah Kang Chi tidak bisa berhenti keluar. Akan sulit untuk Kang Chi bertahan sampai tengah malam jika pendarahannya tidak mau berhenti.
                Wol Yeo masuk ke kamar Kang Chi. Kemudian dia melihat luka di tangan kanan Kang Chi. Lalu dia teringat bahwa Kang Chi terluka seperti itu karena telah melindunginya dulu.





                Wol Yeo melihat gelang yang dipakai oleh Kang Chi dan teringat bahwa dulu ketika gelang tersebut terlepas, luka di tubuh Kang Chi dapat sembuh dengan cepat. Saat Wol Yeo mencoba melepas gelang itu, dia teringat perkataan pria tua yang dijumpainya. Pria itu melarang Wol Yeo ikut campur dalam takdir Kang Chi.
“Apakah dia menjadi makhluk setengah mitos atau tidak, jangan pernah ikut campur” kata pria itu memperingati dengan tegas.
“Bagimana bisa aku berbuat begitu sedangkan kami mengenal satu sama lain? Apa lagi sekarang dia akan tinggal di tempatku”
 “Perasaan akan berubah antar manusia. Kamu mengerti maksud ku kan?”
“dia mengatakan dia ingin menjadi manusia. Aku ingin membantunya. Jangan khawatir,  dia mengira aku pria. Aku hanya ingin membantunya sebgai teman.”
Pria tua itu menghembuskan nafas berat sebelum menjawab, “baiklah, tapi maukah kau berjanji kepadaku? Bahwa kau tidak akan berhubungan dengannya lebih dari pertemanan? Bahwa kau tidak akan ikut campur masalah hidup dan matinya?”
                 Wol Yeo masih memandangi Kang Chi, ‘tapi kamu tau, anak ini akan mati di depanku. Dan aku tidak bisa hanya duduk dan menyaksikan dia mati.’ Batin Wol Yeo.
“maafkan aku, pak” kata Wol Yeo kemudian mencabut gelang Kang Chi. Dengan ragu Wol Yeo memanggil Kang Chi. Namun Kang Chi masih tidak bergerak. Wol Yeo membuka perban Kang Chi untuk memastikan luka di perut Kang Chi sudah sembuh. Namun luka tersebut masih terbuka. Wol Yeo mulai putus asa. Lalu muncul cahaya biru di sekitar Kang Chi. Cahaya biru itu kemudian menyembuhkan luka di tubuh Kang Chi.







                Namun Kang Chi kemudian bangun dalam bentuk monster dan menyerang Wol Yeo. Tanpa sengaja, Wol Yeo menabrak lampu yang ada di sampingnya dan membuat lengannya berdarah. Dari kejauhan, samar-samar Gon mendengar suara dari ruangan Kang Chi. Ia berlari meninggalkan Tae Seo menuju Wol Yeo.
“Apa yang kamu lakukan kepadaku?” tanya Kang Chi dengan suara monster sambil mencekik Wol Yeo. Kang Chi tidak bisa mengendalikan dirinya lagi.

Apa yang akan di lakukan Kang Chi kepada Wol Yeo? Nantikan di part selanjutnya yah… hehehe

No comments:

Post a Comment