“Master bahkan tidak ada di sini dan kau mau
pergi ke tempat berbahaya.” Kata Gon.
“Kamu dengar itu? Jangan pergi
kemana-mana dan tetap disini, oke?” kata Kang Chi mendukung Gon.
“Dengarkan kata Kang Chi.” Kata Gon.
“sejak kapan kalian berdua membuat sekutu. Kapan kalian sudah berbaikan seperti ini?” Tanya Yeo
Wol mengejek mereka berdua. Mereka berdua terdiam mendengar itu. “kalau ini
benar-benar perangkap, apa yang akan kau lakukan terhadap nona Chung Jo?” Tanya
Yeo Wol menantang.
“Aku akan mengurus itu nanti.”
“Pokoknya, aku akan pergi. Dan Gon tetap
disini. Titik” kata Yeo wol tegas. Gon dan Kang Chi hanya bisa saling menatap
pasrah. Kemudian Kang Chi melarang pelayan itu untuk memberi tahu Tae Seo
tentang rencana mereka itu. Padahal, tanpa mereka sadari, dari seberang tembok
Tae Seo diam-diam mendengar pembicaran mereka.
Langit mulai gelap, semua
khawatir menanti malam. Kepala giseang lalu keluar dari kamarnya dan
memerintahkan kepala pelayan untuk memadamkan semua lampu yang ada di Choon Hwa
Gwan. Semua lampu pun padam dan seketika Choon Hwa Gwan menjadi gelap gulita.
Jo
Gwan Wong yang telah sampai, heran dengan keadaan tempat itu yang tidak seperti
biasanya. Ia dan para pengawalnya pun masuk dan mendapati kepala giseang yang
duduk bersila.
“ada apa ini??” Tanya Jo Gwan Wong.
“Maaf tuan. Tapi kami tidak menerima tamu malam
ini.”
“Apa?! Bukankah aku sudah mengatakan akan
menginap disini malam ini? Apa kau tidak mau mematuhiku?!?” bentak Jo Gwan
Wong.
“dua puluh tahun yang lalu, karena aku mematuhi
perintahmu, aku kehilangan dua nyawa muda. Apakah kau ingat? Walaupun kami
gisaeng, tapi kami mempunyai peraturan. Dan aku bertanggung jawab untuk
mengajari dan mendidik para gisaeng disini.”
“lalu, apa yang kau inginkan?”
“batalkan permintaanmu. Kalau tidak, Choon Hwa
Gwan tidak akan menyalakan lampunya
lagi.” Ucap kepala gisaeng tegas.
“Kalau aku tidak mau?” tantang Jo Gwan Wong.
“Bunuh aku” setelah
mengatakan itu, semua orang terkejut karena keputusan kepala gisaeng. Jo Gwan
Wong dan kepala gisaeng pun mengalami perdebatan yang serius. Sampai akhirnya,
Jo Gwan Wo menghunuskan pedangnya kearah kepala gisaeng. Sebelum ia menebas
kepala gisaeng tersbut, Kang Chi datang memnghalangi.
Jo Gwan Wong marah karena
itu. Para pengawalnya berusaha menyerang Kang Chi. Kang Chi yang ingin pembalas
kemudian teringat akan rencana yang telah ia buat bersama Yeo Wol. Dan ia tidak
boleh sampai terlibat perkelahian dengan mereka dan hanya menjebak mereka
sampai kesuatu tempat yang jauh dari tempat itu.
Setelah Jo Gwan Wong dan para
pengawalnya pergi untuk mengejar Kang
Chi, kepala gisaeng buru-buru memeriksa keadaan Chung Jo. Namun dia sudah tidak
ada.
“kenapa kau harus pergi?” gumam kepala gisaeng
putus asa. Tanpa ia ketahui, saat Kang Chi menarik perhatian mereka semua, Yeo
Wol datang menjemput Chung Jo dan membawanya ke sebuah hutan.
Sementara
jebakan Kang Chi berhasil mengelabui para pengawal Jo Gwan Wong. Kang Chi dan
Yeo Wol telah merencanakan untuk membuat beberapa orang murid menyamar sebagai
Kang Chi untuk memancing perhatian lawan. Siasat mereka berhasil. Sesuai
perjanjian, mereka akan berkumpul kembali di sebuah gubuk kecil di hutan
bersama Chung Jo.
Sebelum Kang Chi
tiba, Chung Jo menanyakan nama Yeo Wol. Yeo Wol pun menjawab. Kemudian Chung Jo
teringat kepada anak kecil yang merupakan Yeo Wol sewaktu kecil mengucapkan
nama yang sama.
Beberapa
saat kemudian, Kang Chi datang dan langsung menanyakan keberadaan Chung Jo.
“Apa kau baik-baik saja” Tanya Kang Chi.
“Tidak. Aku
tidak baik-baik saja” jawab Chung Jo sambil memeluk Kang Chi.
“Tenang saja, aku
ada disini. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi.” Kata Kang Chi sambil balas
memeluk Chung Jo. Dibelakang mereka, Yeo Wol menatap mereka dengan sedih
kemudian keluar menyusul Kang Chi-Kang Chi palsu diluar gubuk.